Masa Kecil & Keluarga
Isya Fachrudi dengan nama timangnya Ica, lahir pada 28
November 1974 di Teluk Melano, pasangan dari Achmad Yamanie. K. (Kromodimejo)
dan Hasnah.
Jika dilihat dari garis keturunan ia masih termasuk dalam garis bangsawan Kerajaan Simpang dari garis nenek. Kakeknya
bernama Mas Kromodimejo menikah dengan Utin Zubaidah, yang merupakan
ponakan raja Simpang Matan ke 4 yakni Gusti Panji (Panembahan Suryaningrat
1875 – 1917).
Isya Fachrudi adalah anak ke 5 dari 8 bersaudara. Ia lahir dan
dibesarkan dari keluarga yang disiplin dan menjunjung tatakrama. Hal ini
dikarenakan latar belakang sang kakek, yakni Mas Kromodimejo yang
berasal dari daerah Bobotsari, yang dulu masih masuk keresidenan Banyumas. Saat itu kakeknya tergabung dalam
kelompok pergerakan menentang Belanda di tanah Jawa. Kemudian Mas Kromodimejo dibuang oleh pemerintah
Hindia Belanda ke Kalimantan Barat pada tahun 1930-an.
Pada masa pembuangannya, Mas Kromodimejo kemudian
menikah dengan Utin Zubaidah dan menjadi Demang (Setingkat Camat) di daerah Semandang yang saat itu merupakan bagian dari wilayah kerajaan Simpang Matan,
saat ini masuk wilayah Kabupaten Ketapang. Dari hasil pernikahan Mas
Kromodimejo dengan Utin Zubaidah, lahir 5 orang anak. Achmad
Yamanie adalah anak ke 5 , kemudian ia menikah dengan Hasnah
bin Haji Saad
yang berasal dari Penyekam, yang sekarang berada di Desa Pemangkat.
Dari latar belakang tersebut, Isya Fachrudi dan ke 7 orang bersaudara lainnya dididik dengan dispilin, pekerja keras serta budaya dan tata krama. Ayahnya Achmad Yamanie juga dikenal dengan sosok yang bermasyarakat
serta berpengetahuan luas pada masanya.
Pendidikan
Isya Fachrudi memulai sekolah di SDN 1 Teluk Melano dan tamat
tahun 1986. Melanjutkan sekolah menegah pertama di SMP 1 Simpang Hilir dan
berhasil ditamatkan pada tahun 1989. Selanjutnya ia masuk di SMA 1 Sukadana
pada tahun yang sama sehingga lulus tahun 1992. Setelah menamatkan SMA, ia ikut
merintis dan mengabdikan diri pada Yayasan Al Kubra, yang saat itu mengelola
Madrasah Tsanawiyah bernama MTs Al Kubra. Pada tahun 2009 MTs Al Kubra kemudian
berhasil berstatus menjadi negeri dengan nama MTs Negeri 1 Simpang Hilir.
Selain aktif dibidang Pendidikan Ica sapaan akrabnya, juga
aktif dibidang organisasi sosial, masyarakat dan kebudayaan. Ica dikenal sebagai seorang pemikir dan
konseptor, beberapa organisasi dan komunitas produktif di Kayong Utara hari ini
lahir berkat tangan dinginnya. Meskipun banyak berperan di belakang layar,
namun ia cukup disegani serta dihormati oleh berbagai kalangan.
Kepribadian Dan Karya Serta Pengalaman
Sosok Ica adalah
orang yang sederhana, ia tampil apa adanya. Yang paling khas dari sosoknya
adalah tak banyak bicara, tenang dan tertata ketika sudah memaparkan konsep dan gagasan. Dibalik sosoknya yang tenang, ketika
disebuah forum pernyataan Ica adalah
yang paling ditunggu dan sangat diperhitungkan. Sebab ia mampu memberikan penjelasan dengan
berbagai sudut pandang yang masuk akal dan dapat diterima oleh semua kalangan. Dari kemampuannya
mengurai sebuah permasalahan, tak diragukan jika ia juga di juluki sebagai “Sang
Konseptor”.
Beberapa karya Ica dalam bentuk buku dan artikel adalah mengenai , kebudayaan, sejarah dan humaniora . Diantara karya karyanya adalah ; Seni Betuto Simpang Matan, Sejarah & cerita Tanah Kayong. Dua buku tersebut telah terdaftar di ISBN arsip perpustakaan Nasional republik Indonesia.
Pada tahun 2010 Ica merintis karir dibidang usaha
Jasa konstruksi. Selain itu, Ica mulai tertarik di dunia politik
sejak tahun 2006 sebagai anggota dan pengurus Partai Politik dan sempat
berpindah-pindah Partai. Kemudian pada tahun 2015 ia mengambil bendera partai
PERINDO dan di dapuk menjadi nakhoda sebagai Ketua DPD Partai Perindo Kabupaten
Kayong Utara hingga saat ini.
Berjuang Lewat Politik Dengan Semangat "Berandep"
Walau sudah banyak yang diperbuat dalam rangka menunjang
pembangunan daerah, namun disisi lain ia ingin melakukan perubahan untuk dapat
dirasakan bagi kalangan yang lebih luas. Maka atas dorongan dari keluarga,
handai taulan dan para sahabat ia maju dalam pemilihan legistlatif pada tahun
2024 di Dapil 4 Simpang Hilir Kabupaten Kayong Utara.
Bagianya dunia politik bukanlah hal yang tabu ataupun negatif.
“ Saya memutuskan untuk terjun di politik
dengan niat ikhlas dan menjaga amanah rakyat. Sebenarnya sama saja jika kita
jadi pedagang atau profesi yang lain, apabila ikhlas dan jujur maka hasilnya
juga pasti akan baik “. Pungkas Ica sapaan akrabnya.
Ica maju sebagai calon wakil rakyat dengan menawarkan sebuah
konsep dan gagasan yang sederhana namun tepat sasaran. Gagasan yang ia usung
adalah mengenai peningkatan ekonomi kerakyatan yang kebutuhannya sangat
dinamis, menyesuikan dengan kebutuhan konstituen.
Untuk melaksanakan gagasan besar tersebut ia mengambil
semangat kearifan lokal yakni “Berandep” yang bermakna gotong
royong secara bertahap. Istilah “Berandep” hampir sama dengan gotong
royong, dan biasa digunakan dalam berladang bagi masyarakat Simpang/ orang
Simpang bahkan Kayong utara pada umumnya.
Randep, kata dasar dari berandip, biasanya disepakati dengan
jumlah anggota randep. Anggotanya bisa dalam satu hamparan, bisa juga beda
hamparan ladang atau sawah . Penetapan jatah/waktu randep ke siapa, bisa
ditentukan dengan musyawarah, bisa juga dengan cara undian. Misalnya anggota
randep terdiri dari 10 orang, berarti butuh waktu 10 hari untuk berandep.
Karena masing-masing anggota, alokasi waktu satu atau
setengah hari. Jika sudah habis pergiliran berandepnya selama 10 hari, jadwal
dan kesepakatan randep bisa disepakti kembali oleh anggota randep. Cara ini
akan mempercepat kerja petani, baik dari mulai membuka lahan (nebas), nandur
dan sebagainya.
Dari tradisi “Berandep” ini, kita dapat memetik
pelajaran bahwa para leluhur dan nenek
moyang kita terdahulu telah mewariskan nilai penting dalam tatanan hidup sosial dengan sedemikian rupa. Maka
dari tradisi Berandep kita dapat mengambil nilai penting dari kebersamaan,
gotong royong, kekeluargaan dan senasib sepenanggungan sebagai modal dasar
untuk kita bisa maju dan melangkah bersama.
Jika kita bergabung menjadi bagian dari anggota “randep”, yang berarti ikut mengantarkan
Ica ( Isya Fachrudi) menjadi wakil rakyat. Maka dipastikan setiap “anggota
randep” tersebut kelak akan mendapatkan bagian yang adil sesuai dengan
porsinya. Maka pastikan setiap kita adalah bagian dari perjuangan “Simpang
Berandep”.
0 Komentar